Minggu, 29 September 2013

Tak Jarang

Tak jarang aku merasa ingin pergi. Pergi, berlalu, dan meninggalkan semua yang ada. Berlalu dan perlahan-lahan menghilang di semuanya. Menghilang di kehidupan, di pikiran, dan di memori semuanya.
Tak jarang aku merasa lelah. Letih dan membuatku hampir menyerah dalam semuanya. Ingin menangisi sesuatu yang tak aku tahu apa yang harusnya aku tangisi. Ingin menjerit, tapi tak tau apa yang bisa membuatku menjerit sedemikian hebatnya.
Tak jarang aku merasa seperti bukan diriku sendiri. Kadang ingin diam, tapi mulutku berkata yang tak semestinya aku ucapkan. Ingin berkata, tapi malah orang lain yang mengucapkan isi hatiku. Bahkan lebih indah kata-katanya dari yang sebelumnya sudah susah payah aku rangkai.
Tak jarang aku merasa bodoh. Bodoh di tengah dalamnya radar kehidupan yang semakin memuakkan. Merasa bodoh karena bahkan aku sendiri tak tahu seperti apa aku ini yang sebenarnya. Bodoh karena tak pandai mengungkapkan apa yang sebenarnya mengganjal di benakku.
Tak jarang aku sering merasa membohongi diriku sendiri. Berbohong dan melakukan apa yang tidak aku sukai. Berbohong karena mengiyakan semua hal karena aku merasa tak enak hati. Bohong karena aku terkesan aneh, padahal aku ingin sekali meneriakkan pada semuanya, bahwa ini bukan aku!
Tak jarang aku merasa bersalah. Merasa hina atas semua ucapan dan perkataan yang tidak bisa dikontrol. Atas semua perkataan dan perbuatan yang semakin memojokkanku karena aku sama sekali tak mengenali diriku.
Tak jarang aku benar-benar ingin menghilangkan semua memoriku. Karena aku sudah tidak sanggup lagi hidup dalam kepura-puraan.