Senin, 23 Februari 2015

Secuil 'Aku Ingin'


            Well, gak tau kenapa tiba-tiba mellow dan pengen ngeposting di blog. Mungkin akibat ini pertama kalinya sakit menjelang ulang tahun—uhuk!. Atau, mungkin karena sesuatu hal yang gak bisa aku sebutin di sini.
            Aku akui, aku bukan orang yang romantis. Puisi-puisi yang aku buat pun seringkali aku nilai gak so sweet—terkesan gombal dipaksain. Ah, entah!
            Ngomong-ngomong tentang puisi, kali ini aku mau bahas puisi karya Sapardi Djoko Darmono. Well, namanya asing bagi aku. Secara, aku kurang tau nama-nama penyair-penyair di Indonesia. Aku tau namanya pun gara-gara aku iseng-iseng googling dengan keyword “novel untuk patah hati”. (Curcol dikit emang saat ini lagi patah hati).
            Dan yang mau aku ceritain di sini adalah puisi karya Om Sapardi yang berjudul Aku Ingin. Sebuah puisi yang aku yakini akan membuat kalian jatuh hati saat membacanya walaupun kalian tidak tau siapa yang mengarangnya. Karena pengalaman pribadiku berkata demikian.
            Aku membaca puisi Aku Ingin saat puisi tersebut muncul di salah satu soal Bahasa Indonesia di sekolahku. Saat itu, sebagai murid kelas 12 yang siap-siap bertempur melawan UN, kami diwajibkan untuk les tambahan atau pendalaman materi. Saat les tambahan itulah ada soal yang di dalamnya tertulis puisi ini.
            Jujur, pertama kali membacanya aku speechless. Karena kalian tau kenapa, rasanya hatiku terketuk. Rasanya puisi ini merupakan isi hati aku.
            Bagi kalian yang gak tau isi puisinya, simak baik-baik ya. Bacalah dan siap-siap jatuh cinta dengan kata-kata yang terangkai indah.

Aku Ingin

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
Dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
Dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada.