Mungkin memang aku yang salah. Terlalu
berharap. Berpikir dengan adanya kamu kembali di hidupku, dapat mengembalikan
yang dulu hilang. Dapat memperbaiki yang tidak sempat terbaiki.
Aku tidak menyalahkan waktu. Tidak sedikit
pun. Hanya aku saja yang bodoh. Bukannya dulu aku sempat berkata, bahwa saat
seseorang datang kembali di hidupmu, bukan berarti dia takdirmu. Bisa saja dia
hadir kembali untuk menyelesaikan kesalahpahaman. Tidak dengan hubungan yang
terlanjur runtuh. Hati yang terkoyak.
Tapi,
sekarang aku sadar. Aku sudah lelah. Aku menyerah. Aku tidak mau jatuh ke
lubang yang sama untuk yang kedua kalinya karena orang yang sama. Hanya tokohnya
saja yang ada sedikit pergantian.
Sadar
atau tidak, hati ini sudah meminta berhenti. Lagipula, kamu kan sudah ada dia. Lebih
memilih dia. Dan aku juga yang meminta agar tidak pedulikan perasaanku. Toh,
dulu juga kamu tidak peduli apakah aku merasa sakit atau tidak. Sudah terlalu
biasa bagiku. Aku bebal!
Aku
pergi!
Ah,
entah sudah berapa kali aku mengatakan ini. Tapi, walau mulutku berbusa pun,
sebenarnya aku masih jalan di tempat. Dan saat ini berbeda. Aku benar-benar
pergi. Tidak mau lagi menoleh ke belakang ataupun berjalan di tempat.
Aku
sudah terlalu lelah.
Memilih pergi.