Sabtu, 28 Maret 2015

Lelah dan Pergi


Mungkin memang aku yang salah. Terlalu berharap. Berpikir dengan adanya kamu kembali di hidupku, dapat mengembalikan yang dulu hilang. Dapat memperbaiki yang tidak sempat terbaiki.
Aku tidak menyalahkan waktu. Tidak sedikit pun. Hanya aku saja yang bodoh. Bukannya dulu aku sempat berkata, bahwa saat seseorang datang kembali di hidupmu, bukan berarti dia takdirmu. Bisa saja dia hadir kembali untuk menyelesaikan kesalahpahaman. Tidak dengan hubungan yang terlanjur runtuh. Hati yang terkoyak.
                Tapi, sekarang aku sadar. Aku sudah lelah. Aku menyerah. Aku tidak mau jatuh ke lubang yang sama untuk yang kedua kalinya karena orang yang sama. Hanya tokohnya saja yang ada sedikit pergantian.
                Sadar atau tidak, hati ini sudah meminta berhenti. Lagipula, kamu kan sudah ada dia. Lebih memilih dia. Dan aku juga yang meminta agar tidak pedulikan perasaanku. Toh, dulu juga kamu tidak peduli apakah aku merasa sakit atau tidak. Sudah terlalu biasa bagiku. Aku bebal!
                Aku pergi!
                Ah, entah sudah berapa kali aku mengatakan ini. Tapi, walau mulutku berbusa pun, sebenarnya aku masih jalan di tempat. Dan saat ini berbeda. Aku benar-benar pergi. Tidak mau lagi menoleh ke belakang ataupun berjalan di tempat.
                Aku sudah terlalu lelah.
Memilih pergi.