Judul : Antonio vs Nicholas
Entah
apa yang membawaku ke tempat ini. Tiba-tiba saat aku membuka mataku,
pemandangan asing ini terpampang jelas di depan mataku. Padahal sebelumnya aku
berada di sebuah pameran lukisan. Tidak sebelum sebuah cahaya yang menyilaukan
mataku menusuk indra penglihatanku ini.
Kereta
kencana dengan indahnya berseliweran di dekatku. Wanita-wanita cantik nan
anggun terlihat begitu menawan dengan gaun khas para koloni. Payung berenda
yang kelihatan cantik berada di genggaman tangan mereka. Ini dimana? Tanyaku dalam hati.
Bunyi
nyaring lonceng yang berasal dari menara katedral yang menjulang tinggi
membuatku terpaku. Dalam keterpanaan melihat kejadian di depanku yang terasa
begitu nyata, namun juga terlihat seperti mimpi.
Belum
habis rasa bingungku, tiba-tiba seorang laki-laki tampan yang menunggangi kuda
berwarna hitam—bak pangeran dari negeri dongeng, berhenti tepat di depanku.
Rambut pirangnya terlihat begitu berkilauan di bawah terpaan sinar matahari.
Hidungnya mancung sempurna, kulitnya putih pucat dengan bintik-bintik di
wajahnya. Kalau kutebak, kira-kira tingginya 180-an cm.
Laki-laki
itu kemudian turun dari kudanya dengan gagah dan berjalan mendekatiku. Senyuman
secerah matahari pagi tidak pernah pudar dari wajahnya yang terlihat begitu
berseri-seri. Tanpa sadar aku melangkahkan kakiku ke belakang setiap kali dia
melangkah maju.
“Earl,”
panggil laki-laki itu lembut yang entah ditujukkan untuk siapa. “Earl…”
lagi-lagi dia memanggil sebuah nama yang terdengar asing di telingaku.
***
Dan
di sinilah aku sekarang…
Aku
berdiri di depan altar dengan disaksikan beberapa ratus pasang mata yang sudah
duduk manis di dalam bangku panjang yang sudah tersedia. Gaun berwarna putih
salju yang lembut melekat sempurna di tubuh semampaiku. Sebuah tiara
bertahtahkan batu berlian dan kristal
menghiasi rambut bergelombangku yang sedikit disanggul.
Di
depanku seorang pastor tengah menatapku dengan orang di sampingku dengan
seksama. Lewat pinggir mataku aku melihat Antonio—laki-laki yang kemarin
memanggilku Earl, tengah tersenyum bahagia.
Dia
tampak gagah dengan balutan tuksedo berwarna biru dan silver yang melekat erat
di tubuhnya. Rambutnya yang sedikit berantakan kini terlihat begitu rapi.
Samar-samar aku sedikit mencium aroma parfum yang asing di hidungku dari
tubuhnya.
“Earl!!”
sebuah teriakan dari arah pintu masuk terdengar begitu lantang dan tegas. Aku
menoleh seketika, begitu juga dengan semua orang yang berada di dalam gereja
ini. Dapat kurasakan tubuh Antonio menegang saat melihat seorang laki-laki yang
tak kalah tampan dan gagah darinya itu.
“Kenapa
kau kemari?” Tanya Antonio dengan nada yang terdengar marah.
“Aku
hanya ingin merebut kembali yang seharusnya jadi milikku.” Balas orang itu.
“Kau!”
tiba-tiba Antonio maju mendekati orang itu. Dia mengeluarkan pedang yang
tersampir di pinggangnya, begitu juga orang itu.
Tiba-tiba
aku merasakan sesuatu yang tajam dan dingin menyentuh dahiku. Rasa pusing yang
tak terhingga segera menggerogoti kepalaku. Samar-samar aku mendengar teriakan
histeris dari orang-orang di dekatku. Dan aku tidak cukup kuat untuk melihat
apa yang sebenarnya telah terjadi.
***
“Kau
tidak apa-apa?” Tanya seorang laki-laki saat aku berhasil membuka mataku.
Aku
terbelalak kaget dan melihat sekelilingku. Tidak ada Antonio, tidak ada
laki-laki itu, dan aku tidak berada di sebuah gereja. Orang di depanku nampak
bingung melihat ekspresiku. Orang itu kemudian berdeham kecil, membuatku
menoleh seketika.
“Kau
tadi jatuh pingsan setelah menatap lukisan Antonio yang sedang berperang
melawan Nicholas. Harusnya kau tahu kalau lukisan semacam ini akan menimbulkan
sesuatu yang tak terduga saat kau mengamatinya dengan seksama.” Jelas laki-laki
itu sambil membantuku berdiri. Dan setelahnya, kepalaku mendadak pusing lagi.
semangat ya :D semoga menang ^^
BalasHapusIya, makasih :)
BalasHapus