Suatu ketika di saat kita berhenti di persimpangan yang sama, jalan mana yang akan kau pilih? Suatu ketika di mana kita berada dalam cerita yang sama, akhir seperti apa yang kau inginkan? Suatu ketika di saat kaki kita melangkah beriringan. Akankah kau mau mengikuti seberapa jauh langkah kaki ini sanggup melangkah? Suatu ketika hati ini telah jatuh padamu, maukah kau bersedia menangkapnya?
Jawabannya kini telah aku temukan, Sayang.
Kau dan aku tidak memilih jalan yang sama. Kau berhenti, sedangkan aku masih setia melangkah lurus ke depan. Ternyata kini aku mengerti, Sayang.Akhir cerita seperti inilah yang kau inginkan. Berakhir dengan menyisakan luka yang tak teraba. Luka yang tertutupi selubung kedustaan.
Ku kira kau akan mengikuti langkah kakiku. Kemana pun aku sanggup melangkah. Ternyata aku salah besar, Sayang.
Saat aku merasakan cinta yang amat sangat padamu. Saat aku menitipkan seluruh hatiku yang telah jatuh pada pesonamu, dengan teganya kau meninggalkan aku. Mencampakkan aku tanpa sepatah kata pun. Setidaknya kata perpisahan. Tapi kau tak pernah mengatakan apa pun padaku, kecuali kata-kata penuh luka itu.
Kini aku benar-benar mengerti, Sayang. Suatu ketika itu bukanlah apa-apa lagi untukmu.