Jika ini
memang cinta, aku tak mengapa.
Jika memang
ini cinta, aku ingin tetap seperti ini.
Jika ini
memang cinta, jangan paksa aku untuk menghapusnya.
Jika ini
memang cinta, aku akan bahagia walau sejenak.
Jika ini
memang cinta, aku tak akan menyesal.
Karena aku
yakin, kali ini aku tidak mencintai orang yang salah.
Aku akan
bahagia bisa mencintai orang sepertimu.
Yang membuatku
kembali merasakan getaran-getaran itu.
Yang membuat
duniaku kembali berwarna lagi.
Yang mengusir
jauh-jauh awan kelabu yang selama ini menaungiku.
Jika ini memang
cinta, aku tak ingin menuntut lebih.
Cukup jadi
temanmu, walau sebenarnya menyakitkan.
Ingin bisa
ada di dekatmu tanpa status yang lebih.
Walau aku
tahu, perasaan ini menunggu balasan tanpa aku minta.
Jika ini
memang cinta, aku mohon jangan ada yang berubah.
Jangan ubah
bahagia ini menjadi kesedihan lagi.
Jangan membuatku
menjadi orang lain lagi.
Jangan mengekangku
seperti cinta yang lalu.
Jangan menjadi
sakit seperti yang sudah.
Jika ini
memang cinta, biarkan senyum tetap terkembang di wajahku.
Biarkan air
mata ini turun karena bahagia, bukan kesedihan.
Biarkan irama
jantungku mengikuti irama jantungmu tanpa aku minta.
Biarkan aku
memimpikanmu di setiap tidurku.
Biarkan cinta
ini tetap tumbuh tanpa aku beri pupuk.
Jika ini
memang cinta, tetaplah ada di dekatku.
Tetaplah menghiasi
hari-hariku tanpa kau bermaksud begitu.
Tetaplah menjadi
lelakiku yang ku cintai dalam diam.
Tetaplah menjadi
pangeran di kerajaan hatiku.
Tetaplah menjadi
kamu apa adanya yang aku cintai.
Jika ini
memang cinta...
...aku cinta kamu.
Palembang,
15 Mei 2014
08.41 WIB
Winda Zizty