Well, gak tau kenapa tiba-tiba
mellow dan pengen ngeposting di blog. Mungkin akibat ini pertama kalinya sakit
menjelang ulang tahun—uhuk!. Atau, mungkin karena sesuatu hal yang gak bisa aku
sebutin di sini.
Aku akui, aku bukan orang yang romantis.
Puisi-puisi yang aku buat pun seringkali aku nilai gak so sweet—terkesan gombal dipaksain. Ah, entah!
Ngomong-ngomong tentang puisi, kali
ini aku mau bahas puisi karya Sapardi Djoko Darmono. Well, namanya asing bagi
aku. Secara, aku kurang tau nama-nama penyair-penyair di Indonesia. Aku tau
namanya pun gara-gara aku iseng-iseng googling dengan keyword “novel untuk
patah hati”. (Curcol dikit emang saat ini lagi patah hati).
Dan yang mau aku ceritain di sini
adalah puisi karya Om Sapardi yang berjudul Aku Ingin. Sebuah puisi yang aku
yakini akan membuat kalian jatuh hati saat membacanya walaupun kalian tidak tau
siapa yang mengarangnya. Karena pengalaman pribadiku berkata demikian.
Aku membaca puisi Aku Ingin saat
puisi tersebut muncul di salah satu soal Bahasa Indonesia di sekolahku. Saat itu,
sebagai murid kelas 12 yang siap-siap bertempur melawan UN, kami diwajibkan
untuk les tambahan atau pendalaman materi. Saat les tambahan itulah ada soal
yang di dalamnya tertulis puisi ini.
Jujur, pertama kali membacanya aku speechless. Karena kalian tau kenapa,
rasanya hatiku terketuk. Rasanya puisi ini merupakan isi hati aku.
Bagi
kalian yang gak tau isi puisinya, simak baik-baik ya. Bacalah dan siap-siap
jatuh cinta dengan kata-kata yang terangkai indah.
Aku Ingin
Aku ingin mencintaimu
dengan sederhana
Dengan kata yang tak
sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu
Aku ingin
mencintaimu dengan sederhana
Dengan
isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada.