Jumat, 15 Juni 2012

Cinta Yang Salah


Tidak bermaksud menyinggung siapapun. Ini hanya sebuah karya. Sebuah ide yang terlintas dalam pikiran saya.

By : Winda Zizty

Aku mencintaimu!
Kau tau akan hal itu. walaupun orang-orang tidak ada satupun yang merestui hubungan yang terjalin di antara kita, aku akan tetap mencintaimu.
Aku mencintaimu!
Orang berpikir aku gila karena aku mencintaimu. Tapi salahkah aku memiliki cinta? Salahkah aku mencintaimu? Bukankah cinta itu milik siapa saja? Tapi kenapa orang-orang selalu mengatakan kalau cinta yang kita bina ini salah? Apa otak mereka yang salah?
Kau gadis terindah yang pernah hadir ke dalam kehidupanku. Kau gadis tercantik di dunia ini setelah ibuku.
Tapi kenapa aku harus menerima kenyataan kalau orang-orang mengatakan cinta antara kita ini adalah cinta yang salah? Ada apa dengan mereka?
Aku mencintaimu walaupun orang-orang menentangnya. Aku mencintaimu tak perduli apapun yang orang-orang katakan. Aku mencintaimu dari dasar hatiku. Sepenuh jiwaku kan aku berikan untukmu.
***
“Maafkan aku, Res. Tapi laki-laki itu adalah pilihan orang tuaku. Aku tak kuasa menolaknya, walaupun aku ingin menolak.”
Kata-katamu saat itu sungguh menyayat hatiku.
Bagaimana tidak? Gadis yang sudah dua tahun menjalin kasih denganku kini harus segera menikah dengan laki-laki lain pilihan orang tuanya. Hati siapa yang tidak sakit kalau berada di posisiku saat ini.
Kau menangis sambil memelukku erat. Berkali-kali kau mengucapkan kata maaf dari bibirmu yang merah merekah itu.
Dengan hati yang masih tak percaya, aku mengangkat wajahmu yang sedari tadi menunduk. Aku tatap lekat-lekat manik matamu yang sangat aku sukai itu.
“Lalu aku harus bagaimana, Dina?” tanyaku pelan.
Sungguh. Aku tidak bisa menyembunyikan rasa kecewa yang berada di relung hatiku yang terdalam. Tapi aku juga tidak dapat menentang semua ini. Karena ini adalah pilihan orangtua Dina.
Dengan tangan bergetar Dina merogoh tas tangannya yang berwarna merah marun. Dengan pelan dia mengeluarkan sebuah benda berbentuk persegi panjang berwarna gold dan memberikannya padaku.
Dapat kulihat nama Dina tertera di sana. Beserta tanggal, tempat dimana Dina akan melangsungkan pernikahannya dengan seorang laki-laki yang bernama Rido.
“Aku harap kau datang di acara pernikahanku.” Pesanmu padaku.
Aku dapat melihat air mata turun dari mata indahmu. Dengan perlahan kau berbalik dan hendak meninggalkanku. Tapi dengan kekuatanku yang terakhir aku menarikmu ke dalam pelukanku. Dengan seluruh emosiku aku meraih wajahmu dan mendekatkannya ke wajahku.
Kau tampak terkejut. Tapi akhirnya kau hanya bisa terdiam saat aku melumat bibirmu dengan sedikit kasar. Aku dapat merasakan lelehan air mata di pipimu. Untuk terakhir kalinya aku menciummu. Karena aku tau, mulai sekarang kau bukan milikku lagi.
Saat itulah aku harus merelakan cintaku pergi bersama laki-laki yang sebentar lagi akan menjadi suaminya. Seseorang yang akan menemani hari-harinya dan memberinya segenap cinta.
***
Sesuai janjiku padamu, aku menghadiri acara pernikahanmu. Kau tampak terlihat cantik dengan balutan kebaya modern berwarna kuning gading. Kau tampak seperti ratu yang begitu anggun dan menawan. Di sebelahmu aku dapat melihat laki-laki yang kini resmi menjadi suamimu.
Dia tampak gagah dengan setelan tuksedo berwarna senada dengan kebaya yang kau pakai. Hatiku miris melihat kau bersanding dengannya di pelaminan.
Dengan menyingkirkan semua sakit dan perih dalam hati, akhirnya aku beranikan diri untuk naik ke atas pelaminan untuk sekedar mengucapkan ucapan selamat pada kalian. Sang pengantin baru.
Kau tampak senang melihat kehadiranku di antara antrian para tamu undangan. Tapi aku juga melihat sorot kesedihan dari matamu.
Saat tiba saatku untuk mengucapkan ucapan selamat pada kalian berdua, aku tidak melewatkan kesempatan untuk memelukmu erat-erat. Aku senang karena kau juga membalas pelukanku tak kalah erat.
“Kau tampak cantik, Din.” Bisikku tepat di telingamu.
“Kau juga tak kalah cantik, Resta.” Balasmu.
Aku akhirnya harus pergi dari pesta pernikahanmu. Dari tempatku berdiri sekarang aku dapat melihat kau berbahagia.
Aku senang kau bahagia. Walaupun kau bahagia bersama orang lain. Bukan denganku.
Akhirnya aku mengerti kenapa selama ini orang-orang selalu mengatakan kalau cinta ini adalah cinta yang salah. Karena aku sadar aku tak pantas untukmu. Kau wanita, dan aku juga wanita.
Tak sepantasnya aku yang seorang wanita ini mencintai wanita. Makhluk berjenis kelamin sama denganku…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar