Entah apa yang ada di pikiran setiap wanita. Dia mencintai
seseorang dalam keterdiamannya. Menganggumi orang tersebut tanpa pernah sadar
bahwa orang yang ia kagumi itu bahkan sama sekali tak menganggapnya ada. Memuja
orang teresebut, padahal orang itu sama sekali tak pernah menyebut namanya—kenal
saja tidak.
Entah apa yang membuat wanita selalu seperti ini. Mencintai
dalam diam, kemudia sakit hati juga dalam diam. Menangis saat si pujaan hati
ternyata telah menjalin kasih dengan yang lain. Bahkan yang lebih parah, saat
kita tahu bahwa pujaan hati itu ternyata balikan dengan mantannya. Sakit, ingin
menangis, tapi apa haknya? Dia hanya seorang penganggum rahasia dalam diam.
Wanita selalu menyimpan perasaannya. Walaupun sendirinya ia
tahu bahwa ini justru menyakitkannya perlahan-lahan. Walaupun ia sendiri sadar
bahwa rasanya mustahil mencintai seseorang yang bahkan tak pernah menyebut nama
kita dalam kesehariannya. Yang bisa ia lakukan hanya diam. Mengamati lelakinya
dalam diam, bersorak bahagia di hatinya dalam diam saat melihat si lelaki lewat
di hadapannya. Merasakan jantungnya berdegup kencang tatkala tak sengaja mereka
saling bertatapan.
Tapi, apa benar, wanita itu yang lelaki itu lihat? Apa itu
hanya sekedar gede rasa semata?
Itulah wanita. Walaupun tahu itu menyakitinya, masih saja
ia bertahan. Walaupun tahu semuanya mustahil, tapi ia masih tetap setia merapal
nama lelaki itu diam-diam di hatinya. Berharap suatu mukjizat datang dan
membawa lelaki itu ke hadapannya. Berharap keajaiban yang bisa membuat lelaki
itu berada di dalam pelukannya.
Sekilas mungkin terdengar bodoh. Menantikan apa yang tidak
pasti. Tapi itulah wanita. Yang selalu bisa menyimpan perasaannya di dalam
diamnya. Yang menangis diam-diam walau wajahnya melukis senyuman. Itulah wanita.
Sakit, jatuh cinta, dan menangis dalam diam. Dalam diam
juga ia membiarkan semua perasaann itu menghilang bagai buih di lautan.